Keuangan Syariah Jadi Penopang Usaha di Tengah Krisis

Di tengah kondisi keuangan global yang penuh ketidakpastian, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menegaskan pentingnya peran keuangan syariah. Hal itu ia sampaikan saat membuka Syariah Financial Fair (Syafif) Goes to Mataram 2025 di Lombok Epicentrum Mall, Jumat (3/10).
“Bagi banyak pengusaha, keuangan syariah ini memberikan kepastian. Karena itu tahun 1998 adalah momentum dimana banyak orang pindah ke keuangan syariah. Karena di keuangan yang konvensional, sebelum Mei 1998 bunga masih di angka 12%. Begitu terjadi krisis, bunga lompat. Akhirnya mereka tidak bisa bayar hutang dan kreditnya. Kelebihan keuangan syariah ini adalah karena dia memberi kepastian buat dunia usaha,” terang Gubernur.
Gubernur menyampaikan apresiasi kepada Gubernur NTB periode 2008–2018, TGB. Muhammad Zainul Majdi, yang mengubah Bank NTB menjadi Bank NTB Syariah. Menurutnya, keputusan itu adalah warisan berharga yang harus dirawat dan dikembangkan karena Bank NTB Syariah merupakan aset daerah.
Ia juga menekankan bahwa keuangan syariah kini menjadi keniscayaan, bahkan di negara-negara Eropa. Hal ini karena sistem perbankan konvensional terbukti sangat rentan terhadap gejolak ekonomi global.
Namun, Gubernur menegaskan agar perbankan syariah lebih fokus pada sektor riil daripada konsumtif, sehingga manfaatnya lebih luas dirasakan masyarakat.
Acara ini turut dihadiri Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi NTB Najamuddin, Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo, Plt. Direktur Utama Bank NTB Syariah Zainal Abidin Wahyu Nugroho, Ketua IAEI NTB M. Zaidi Abdad, Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB Hario K. Pamungkas, serta Ketua MUI NTB, Saiful Muslim.


Dipost oleh PPID user pada 3 Okt 2025

3

banner

Scan Qrcode atau klik SIMASKOT untuk mengisi Survei Kepuasan Masyarakat

SIMASKOT