Dekranasda NTB Dorong Inovasi Tenun Semoyang : Lebar 1 Meter, Bahan Tipis, dan Pewarna Alam
Ketua Dekranasda Provinsi NTB, Sinta M. Iqbal, mengatakan bahwa agar produk tenun bisa dilirik pasar, maka produk tersebut harus memiliki nilai tambah dan keunikan dibandingkan dengan produk lainnya. Hal ini disampaikan saat menjadi keynote speaker pada kegiatan Pelatihan Tenun dan Desain bagi IKM Tenun di Desa Semoyang, Lombok Tengah, Rabu (18/6).
“Kami menantang ibu-ibu untuk bisa terjun ke dunia yang berbeda, yaitu tenun dengan lebar 1 meter. Tadi saya perhatikan memang itu sulit, memang tidak mudah karena ibu-ibu terbiasa dengan yang 60 cm. Tapi saya rasa insyaa Allah pelan-pelan bisa,” ujar Sinta.
Selain itu, Ketua Dekranasda juga menyarankan agar para penenun mulai mencoba bermain dengan pewarna alam dan menggunakan bahan yang lebih tipis. Dua hal ini, menurutnya, merupakan masukan dari konsumen tenun dari luar NTB. Ia mengaku telah menyampaikan masukan ini sebelumnya, namun belum banyak yang merespons.
“Jadi di sini saya ‘menantang’ ibu-ibu untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar tadi. Intinya begini, ibu-ibu membuat tenun dengan baik, untuk pemasarannya, kami di Mataram yang akan bantu. Jangan disambi-sambi, kalau bisa fokus,” harap Sinta.
Ia juga berharap generasi muda dapat terlibat aktif dalam industri tenun di Desa Semoyang, baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Dengan demikian, proses regenerasi pengrajin tenun dapat terus berlangsung, dan masyarakat desa—khususnya remaja yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna—dapat lebih berdaya.
Pada kesempatan itu, Ketua Dekranasda juga mendorong pemerintah desa untuk membantu para pengrajin tenun dalam mendaftarkan hak cipta apabila sudah memiliki pola tenun yang khas. Dekranasda Provinsi NTB dan Dekranasda Lombok Tengah akan membantu dalam proses pendaftaran HAKI tersebut.
Dipost oleh PPID user pada 18 Jun 2025
2