PERUSAHAAN KAYU PUTIH BUKA LOWONGAN, GUBERNUR NTB BERI APRESIASI

PERUSAHAAN KAYU PUTIH BUKA LOWONGAN, GUBERNUR NTB BERI APRESIASI

Mataram – Perusahaan perkebunan dan penyulingan kayu putih yang beroperasi di Tambora, Kabupaten Bima, kini mulai menyerap tenaga kerja. Perkembangan ini mendapatkan apresiasi dari Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah. Apresiasi itu disampaikan Gubernur melalui status facebooknya, Selasa, 28 Januari 2020.

Dalam statusnya, Gubernur memajang poster berisi informasi lowongan pekerjaan yang dibuka oleh perusahaan perkebunan dan penyulingan kayu putih tersebut. Perusahaan tersebut berencana merekrut 200 tenaga kerja untuk posisi tenaga tanam, tenaga panen dan tenaga perawatan.

Langkah ini tentu saja memberikan harapan bagi warga setempat dan pemerintah daerah. Lowongan pekerjaan memungkinkan terserapnya tenaga kerja, berkurangnya pengangguran dan meningkatnya kesejahteraan warga setempat.

Manfaat yang datang bersama beroperasinya perusahaan tersebut tak urung membuat Gubernur semakin optimis. Hanya saja, Gubernur mengingatkan pentingnya mengubah cara pandang kita terhadap pengusaha atau investor.

Menurut Gubernur, bersahabat dan ramah pada investor bukanlah persoalan sederhana. “Ini persoalan mengubah cara pandang yang sangat mendasar. Dan ini butuh waktu dan proses yang panjang,” ujar Gubernur.

Gubernur juga tak memungkiri masih adanya tembok psikologis yang membuat masyarakat seringkali berjarak dengan pengusaha atau investor.

Hal ini tak lepas dari fenomena adanya praktik berusaha yang cenderung eksploitatif dan hanya menguntungkan pemilik modal, mitra serta sekutu-sekutunya semata. Berhadapan dengan pengusaha yang demikian, masyarakat akhirnya cenderung terpinggirkan.

“Masyarakat cuma jadi pekerja dan penonton untuk kemudian miskin dan terpinggirkan. Masyarakat mati di dalam hidup,” ujarnya. Kenyataan ini, ujar Gubernur, membuat jargon ramah pada investasi seperti berhadapan dengan tembok psikologis besar yang sulit ditaklukkan.

Gubernur meyakini, upaya mengikis tembok psikologis itu harus dilakukan untuk mendorong bersenyawanya masyarakat dan investor. Kedua pihak harus saling bergandengan tangan, mengusung mimpi yang sama untuk menciptakan tatanan kehidupan bersama yang lebih baik.

Dengan pola yang demikian, Gubernur meyakini bahwa status sebagai pengusaha, investasi dan aktivitas bisnis akan mendapatkan pengakuan yang lebih baik dari masyarakat. Bahkan, dalam derajat tertentu, aktivitas bisnis yang mendatangkan kebaikan bagi orang banyak, dapat dipandang sebagai cara mulia yang pernah dilakukan para penyeru kebenaran.

“Kedudukannya tidak kalah mulia dibandingkan tokoh-tokoh agama dan penyelenggara-penyelenggara negara,” tegas Gubernur.

Gubernur juga meyakini, pengusaha-pengusaha dan investor yang hadir di NTB memiliki karakter yang bersahabat. “Investasi yang bukan menghisap kekayaan kita semata, tapi hadir untuk menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk kemudian kita maju dan tumbuh bersama,” ujarnya.

Menghadirkan investasi seperti ini, ujar Gubernur, butuh keberanian dan kemampuan dari penyelenggara pemerintahan, untuk bisa memilih dan memilah mana investasi yang benar dan mana investasi yang harus ditolak.

Yang jelas, imbuh Gubernur, kita membutuhkan investasi karena memang banyak hal mendasar dalam pembangunan seperti kemiskinan dan pengangguran tak bisa diselesaikan oleh pemerintah sendirian. Investasi dan pengusaha dibutuhkan untuk membantu membuka lapangan pekerjaan, mengatasi pengangguran dan menurunkan kemiskinan.

“Perjalanan mengubah cara pandang ini adalah perjalanan panjang, berliku, dan mendaki. Tapi bukankah perjalanan panjang selalu harus di mulai dengan langkah pertama?” (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *