Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah menegaskan, pembangunan desa fokus pada kesehatan. “Stunting itu program nasional dan berbasis pembangunan berkelanjutan. Anggaran desa harus lebih banyak untuk peralatan dan penghargaan pada kader Posyandu”, ujar Wagub saat mengunjungi Posyandu Melati di Dusun Bongor, Desa Batu Nyala, Kecamatan Praya Tengah, Rabu(10/08). Prioritas ini seperti dikatakan Wagub karena sektor kesehatan dasar yang diampu oleh Posyandu Keluarga bisa menyelesaikan masalah lebih besar. Penanganan gizi, stunting, bayi, balita, ibu hamil dan lansia memastikan sumberdaya manusia siap mendukung program pembangunan lainnya. Wagub meminta kepala desa fokus dalam penggunaan anggaran dana desa karena anggaran yang dibutuhkan setiap tahunnya juga tak terlalu besar namun signifikan karena tepat sasaran. Wagub juga meminta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di desa bekerja profesional dan berkelanjutan.
Sementara itu, Kepala Desa Batu Nyala, HM Zaenudin mengakui meski kasus stunting menurun setiap bulannya, akumulasinya masih terbilang besar. “Per bulan ini masih ada belasan kasus dari 45 kasus di bulan April lalu”, sebutnya. Ia menjelaskan, beberapa fasilitas Posyandu juga masih terdapat kekurangan seperti alat timbang digital dan penunjang lainnya. Namun ia memastikan para kader Posyandu mendapatkan honor standar setiap bulannya. Iapun memastikan perbaikan anggaran kesehatan melalui Posyandu. Di desa yang sama, Wagub juga mengunjungi Posyandu Keluarga di Dusun Tembeng dan meminta kader Posyandu memastikan kecukupan protein telur bagi balita dan meminta kegiatan pelayanan tetap aktif dilakukan.
Sumber : jm/opik/diskominfotik, Foto : Biro Adpimntb