Mataram — Upaya penanganan stunting di Provinsi NTB dilaksanakan melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang langsung turun ke desa-desa. Dengan memberikan 7 layanan konvergensi, diantaranya kesehatan ibu dan anak, konseling gizi, air bersih dan sanitasi, perlindungan sosial, pendidikan melalui PAUD, pengasuhan anak di keluarga dan pendayagunaan lahan pekarangan serta kolaborasi seluruh pihak, diharapkan angka stunting dapat ditekan seoptimal mungkin. Sebagaimana yang dikatakan Inspektur Utama BKKBN Republik Indonesia, Ari Dwikora Tono, Ak, M. Ec., pada pembukaan sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN-PASTI), di Hotel Golden Pallace Mataram, Rabu (23/03), bahwa penanganan stunting harus dilakukan oleh semua pihak, baik itu pemerintah daerah, swasta, masyarakat, dunia usaha, media dan sebagainya semua harus betul – betul bersama sama memerangi stunting. “Kita harus paham bersama stunting itu apa, sehingga kita betul betul bersama – sama komitmen untuk menghadapi stunting tersebut,” terangnya. Disisi lain, dalam sudut pandang Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. H. Zulkieflimansyah, ia mengatakan bahwa dalam melakukan sosialisasi RAN-PASTI, harus memperhatikan local wisdom atau kearifan lokal dalam suatu daerah, karena setiap daerah di kabupaten kota se-NTB memiliki masalah yang berbeda – beda. “Local wisdom itu penting sehingga jangan sampai kita tidak memahami underland stucternya treatment kita kemudian clear. Saya kira apa yg dilakukan RAN ini penting tetapi tidak mungkin pendekatannya seragam,” tutur Bang Zul, sapaan Gubernur NTB.
Sumber : ser/irf/ diskominfotikntb, Foto : Biro Adpimntb