Wakil Gubernur NTB Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Rabu 5 Oktober 2022, melaunching Program Integrasi Zero Waste dan Agrowisata Pertanian Berkelanjutan melalui budidaya Larva Black Soldier Fly (BSF), dalam sebuah acara di Hotel Lombok Raya, Mataram.
Ini merupakan program kerjasama Pemerintah Provinsi NTB dengan Universitas Bakrie. Kerjasama ini menjadi satu solusi penanganan sampah organik yang ada di NTB dalam rangka mendorong terwujudnya NTB Zero Waste. Sampah organik yang sebelumnya kerap menjadi persoalan dan belum tertangani, saat ini bisa dikelola dengan baik dan mendatangkan banyak manfaat.
Wagub Umi Rohmi menjelaskan, NTB telah memulai penanganan sampah organik sistem BSF sejak 2018, yang dimulai di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Regional Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Hingga saat ini, sistem tersebut terus berkembang dan mendapatkan respon positif dari masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota di NTB. Data LHK menyebut, saat ini sudah ada sekitar 56 tempat budidaya Magot yang tersebar di Lombok dan Sumbawa.
Ditambahkan Umi Rohmi, program Integrasi Zero Waste BSF sangat selaras dengan agrowisata, karena budidaya Magot sampah organik selain menghasilkan makanan ternak, juga pupuk organik yang sangat bagus untuk pertumbuhan tanaman, baik sayuran maupun buah-buahan.
Harapannya ke depan, kerjasama dengan Universitas Bakrie dapat terus berkembang sehingga bisa membantu merubah pola pikir masyarakat agar sadar lingkungan dan peduli terhadap persoalan sampah. Ia berpesan, pemilahan sampah organik dan anorganik harus terus dilakukan karena pemilahan sampah menjadi kunci sukses tidaknya program unggulan NTB Zero Waste. Masyarakat juga diminta untuk membantu mengolah sampah dan tidak membuang sampah sembarangan seperti di sungai atau lingkungan sekitar. (rL).