POSYANDU KELUARGA HADIR SEBAGAI PUSAT EDUKASI

Loteng – Wakil Gubernur NTB Dr.Hj.Sitti Rohmi Djalilah mendorong seluruh desa di Provinsi NTB merevitalisasi Posyandu menjadi Posyandu Keluarga, serta mengintegrasikan Posyandu tersebut dengan bank sampah ataupun kerajinan tangan lainnya.

“Kalau Posyandu Keluarga sudah ada di masing-masing desa, maka, masalah kesehatan, pernikahan dini, hingga stunting pasti teratasi,” ungkap Wagub saat melaunching Posyandu Keluarga di Dusun Klanjuh Lauq Desa Barabali, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah Rabu, 14 Oktober 2020.

Posyandu Keluarga, lanjut Wagub, bisa diintegrasikan dengan bank sampah. Dengan begitu, selain edukasi tentang kesehatan dan bahaya narkoba, masyarakat juga bisa paham tentang pentingnya sebuah kebersihan.

“Posyandu Keluarga ini pusat edukasi. Melalui Posyandu keluarga tersebut, masyarakat juga paham tentang pentingnya kebersihan,” ungkap wagub yang akrab disapa Umi Rohmi ini.

Di Desa Barabali ini, tambah Umi Rohmi, Posyandu Keluarganya sudah luar biasa, sudah terintegrasi dengan Bank Sampah. Bahkan, banyak kerajinan tangan yang bisa dibuat.

“Saya lihat, Posyandu Keluarga di Desa Barabali ini keren banget. Ban bekas dan sampah bisa diubah menjadi tempat duduk, kerajinan tangannya pun banyak, pokonya luar biasa,” tambah Umi Rohmi disambut tepuk tangan masyarat serta tamu undangan yang hadir pada acara tersebut.

Kepala Desa Barabali Lalu Ali Junaidi menyebutkan, Posyandu Keluarga sudah menjadi kebutuhan di masyarakat. Ia berharap, dengan keberadaan Posyandu Keluarga tersebut, segala masalah masyarakat bisa diatasi.

“Posyandu Keluarga ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.

Lalu Ali berjanji, Posyandu di Desa Barabali akan terus ditambah, semuanya akan diintegrasikan dengan kelompok usaha. “Setiap dusun akan ada Posyandu Keluarga, setiap dusun pula akan ada kelompok usaha, dengan begitu, masyarakat pasti sejahtera,” tambahnya penuh semangat.

Sementara itu, Amelina, salah seorang remaja Desa Barabali mengaku senang dengan adanya Posyandu Keluarga tersebut. Ia mengatakan, remaja juga butuh Posyandu untuk mengetahui masalah kesehatannya.

“Ya, remaja juga perlu Posyandu, bukan hanya bayi dan ibu hamil,” ungkap mahasiswi ini.

Ia mengatakan, keberadaan Posyandu ini cukup membantunya, terlebih ditengah pandemi Covid-19 saat ini. “Cukup membantu sih, setelah Posyandu juga ada pelatihan buat abon hingga pelatihan kerajinan tangan,” ungkapnya. (Humas NTB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *