Setelah melakukan silaturahmi pada Jumat 1 Desember 2023 lalu, kali ini Pj Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si kembali memenuhi janjinya untuk datang bersilaturahmi dengan Makkadia, yang merupakan Keturunan Ke-5 dari Panglima Abdullah Mayyu di Pulau Bungin Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa, Sabtu 16 Desember 2023.
Dalam silaturahmi kali ini, Pj Gubernur yang akrab disapa Miq Gita ini didampingi Asisten II Provinsi NTB dan Kepala Museum NTB. Kedatangan Miq Gita disambut hangat keluarga besar Makkadia, yang merupakan Keturunan Ke-5 dari Panglima Abdullah Mayyu Panglima Laut Kesultanan Sumbawa beserta Kepala Desa Bungin.
Kedatangan Miq Gita khusus untuk menyerahkan sebuah peti untuk penyimpanan benda bersejarah peninggalan Panglima Abdullah Mayyu agar dapat tersimpan rapi dan tetap dirawat dengan baik.
Sebelum menyerahkan peti tersebut, Ia berkesempatan melihat bendera Naga Putih yang menjadi Panji-panji armada Panglima Abdullah Mayyu yang menguasai teritori laut dari Empang sampai Sekongkang. Ada juga Bendera Lipan Api yang dibawa dari Selayar Bajo Sulawesi Selatan. Duplikat bendera Naga Putih, tersimpan dan bersanding dengan bendera Macan Putih Kesultanan Sumbawa.
Dalam kesempatan tersebut, Miq Gita memerintahkan Kepala Museum Provinsi NTB, untuk dapat membuat replika dari bendera, baju dan pedang peninggalan Panglima Abdullah Mayyu, agar dapat dijadikan sebagai objek wisata bagi setiap orang yang berkunjung di Pulau Bungin.
“Nanti bisa dibuatkan foto board, dibuatkan replika baju mulai ukuran kecil dan dewasa, replika bendera dan pedang dari Panglima Abdullah Mayyu,” pintanya.
Selain dapat melihat peninggalan Panglima Abdullah Mayyu yang asli, pembuatan replika dapat dijadikan sebagai sebagai objek foto selfie yang akan menjadi bukti bagi setiap orang yang pernah berkunjung ke Pulau Bungin yang dinobatkan sebagai pulau terpadat di dunia tersebut.
Untuk diketahui Masyarakat Pulau Bungin merupakan Warga keturunan Suku Bajo yang masih gunakan bahasa ibunya – Suku Bajo Selayar. Beranak pinak mendiami Pulau Bungin sejak lama, sebelum meletusnya Gunung Tambora. (Mawardi, Photo : Jibeng)