Mataram – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB menilai gerakan bela, beli dan cintai produk lokal untuk program JPS di Provinsi NTB memiliki perbedaan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Sebenarnya di daerah lain juga ada yang menggerakkan IKMnya untuk memproduksi produk tertentu di masa Covid-19, namun varian produknya masih terbatas, lebih banyak memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) dan sejenisnya.
Kepala OJK Provinsi NTB Farid Faletehan mengatakan, di Provinsi NTB, IKM tidak hanya memproduksi APD, namun juga memproduksi aneka bahan pangan untuk masyarakat yang terdampak pandemi, mulai dari beras, minyak goreng hingga abon. Meskipun harganya belum bisa bersaing secara penuh dengan produk nasional, namun dengan digunakannya produk lokal, itulah yang akan menggerakkan ekonomi.
“Pelibatan produk lokal ini menjadi penggerak ekonomi daerah yang sangat signifikan. Karena dilibatkan IKM itu otomatis dana itu akan langsung masuk ke masyarakat. Dana yang masuk ke masyarakat akan memberi efek ekonomi. Nanti masyarakat lah yang akan menikmati dan akan tumbuh ekonomi di sekitar situ dan akhirnya menjadi pertumbuhan ekonomi yang kuat,” tegas Farid Faletehan, Minggu 7 Juni 2020.
Selanjutnya OJK Provinsi NTB menyatakan mendukung konsep new normal atau kenormalan baru di dalam daerah dengan tetap mempedomani protokol Covid-19 dalam setiap aktivitas. Konsep new normal tentu akan berkontribusi secara signifikan bagi perekonomian daerah.
Pentingnya konsep new normal kata Farid karena secara umum kondisi usaha di Indonesia sudah mulai turun sejak Maret 2020. Selanjutnya bagi lembaga keuangan terutama di bulan Juni ini sudah mulai mengantisipasi banyak hal, mulai dari menjaga likuiditas, menjaga risiko kredit dan lain sebagainya. Sehingga upaya untuk menormalkan kembali aktivitas ekonomi di masa kondisi sekarang ini sangat penting.
“Kondisi ini tentunya tidak bisa terus menurus seperti ini. Adanya konsep new normal dari sisi pertumbuhan ekonomi memang sangat diperlukan. Kami sangat mendukung konsep new normal itu, namun konsep new normal tanpa menghilangkan prosedur kesehatan, tanpa melanggar protokol Covid. Dengan adanya new normal, secara langsung atau tidak langsung akan menggerakkan ekonomi,” jelasnya.
Farid sangat yakin pada saat new normal nanti, ekonomi masyarakat akan mulai bergerak meskipun tidak seperti sebelum Covid ini. Namun paling tidak, sudah mulai bergerak. “Kami berharap secara bertahap bisnis di NTB dibuka. Kemudian dengan dibukanya bisnis ini saya yakin ekonomi masyarakat akan menggeliat dan berkembang lebih baik,” tutupnya. (Humas NTB)