Mulang Pekelem, Tradisi Merawat Harapan

Mulang Pekelem, Tradisi Merawat Harapan

Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr H Zulkieflimansyah mengatakan banyak ritual agama agama besar sejatinya menghidupkan kembali harapan pada kehidupan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Hampir semua agama besar punya ritual yang intinya mendistribusikan harapan dalam menghadapi persoalan kehidupan”, ucap Gubernur di Pura Jagatnatha Mayura, Cakranegara (02/11).

Menghadiri pelepasan peserta Yadnya Mulang Pekelem 2022 di Danau Segara Anak, Gunung Rinjani, 3 -8 Nopember, Gubernur menambahkan ritual seperti Mulang Pekelem dapat mengembalikan harapan bahwa hujan akan menyuburkan, kehidupan akan lebih baik dan cita cita akan terwujud. Sebab di zaman modern seperti sekarang banyak orang di usia tigapuluh seringkali kehilangan harapan karena hidup yang tak berkembang dan kehilangan mimpi.

Ketua Krama Pura Jagatnatha, Dr AA Sudarmawan mengatakan, tradisi Mulang Pekelem yabg dimulai sejak abad 17 awalnya adalah ritual memohon hujan saat paceklik kemarau.

“Namun dalam perkembangannya, tujuannya untuk memohon keharmonisan keseimbangan alam dengan manusia”, jelasnya.

Dalam ritual terdapat simbol logam dan hewan dalam ekosistem Rinjani dan danau Segara anak yang melambangkan sifar keseimbangan tersebut.

Diikuti 120 orang, para peserta yang terdiri dari pemuka agama dan umat Hindu NTB, Gubernur dalam upacara pelepasan tersebut menyerahkan simbol hewan yang terbuat dari lima jenis logam kepada pemimpin upacara Mulang Pekelem. (jm/opeick)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *