Miq Gita Buka FGD Pengelolaan Hutan Berbasis Kearifan Lokal

Miq Gita Buka FGD Pengelolaan Hutan Berbasis Kearifan Lokal

Pj Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si membuka Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ke-5 dengan Tema “Pengembangan Model Resolusi Konflik Pengelolaan Hutan Berbasis kearifan Lokal NTB.” FGD yang diselenggarakan Unit Pengelola Program Matching Fund Universitas Muhammadiah Mataram tersebut berlangsung di Hotel Jayakarta, Senggigi, Lombok Barat pada Jum’at 20 Oktober 2023.

Dalam sambutannya, Pj Gubernur NTB yang akrab disapa Miq Gita ini menilai, kegiatan pengelolaan hutan berbasis kearifan lokal tersebut sangat penting untuk dibahas dan didiskusikan. Dikarenakan hutan sangat berkaitan dengan keberlangsungan hidup generasi yang akan datang.

Menurutnya, pembinaan dalam pengelolaan hutan yang berbasis kearifan lokal merupakan sebuah terobosan untuk menghormati kelompok-kelompok masyarakat yang masih menerapkan kearifan lokal, untuk menjaga kelestarian hutan.

Miq Gite juga mengingatkan kepada aparat yang memiliki tugas dan fungsi dalam menjaga kelestarian hutan, untuk bekerja dengan baik, dan menegakkan aturan.

“Kondisi Hutan kita di NTB saat ini cukup memprihatinkan akibat dari perambahan secara ilegal. Aparat harus menjadi contoh, jangan sampai ada perilaku kurang baik yang dilihat oleh masyarakat dari aparat, maka terjadilah penebangan ilegal,” ucapnya.

Dalam hal pembinaan dan kebijakan pengelolaan hutan berbasis kearifan lokal, Miq Gita meminta pihak terkait untuk melibatkan berbagai elemen masyarakat, seperti Majelis Adat Sasak, sehingga ketika kita melakukan kegiatan, baik pembangunan, dan kegiatan investasi tidak akan menyebabkan ketersinggungan. Hukum adat yang ada harus kita hormati karena itulah cara mereka untuk menjaga hutan dengan baik.

Hadirnya investor yang akan melakukan investasi di daerah, pemerintah daerah harus menyiapkan solusi yang baik terhadap masyarakat tradisional, sehingga dampak kehidupan dengan adanya arus investasi bisa diatasi.

Miq Gita berharap dalam FGD tersebut, segala pikiran yang dihasilkan dapat diterapkan sebagai aksi nyata di masyarakat, sehingga keprihatinan kita terhadap persoalan hutan kita di NTB, dapat kita diskusikan dan selesaikan dengan baik. Tanpa harus berdampak terhadap ekonomi masyarakat.

“Penting kita jaga dan perbaikan hutan kita, untuk menangkap emisi karbon, sehingga misi NTB Zero Emission 2050 dapat berjalan sukses sesuai yang kita harapkan. Mudah-mudahan FGD ini menghasilkan sesuatu yang baik bagi kita, dan Anak Cucu kita di masa yang akan datang,” tutupnya. (Sandy, Photo : Fadli)

  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *