Mataram – Semakin sempitnya lahan pertanian di wilayah perkotaan, membuat para petani diharuskan mencari cara lain dalam melakukan aktivitas cocok tanam hingga menjual hasil produk pertaniannya. Sistem Hidroponik menjadi salah satu solusi menghadapi permasalahan tersebut. Dalam melakukan cocok tanam, sistem hidroponik dikenal tidak membutuhkan lahan yang banyak, sehingga dapat memanfaatkan area yang kecil dan sempit sekalipun.
Berdasarkan hal tersebut, Tim Penggerak PKK Provinsi NTB mengadakan kegiatan pelatihan budidaya tanaman hidroponik yang berlangsung di Pendopo Gubernur NTB, Senin, 11 Mei 2020. Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah bersama Kelompok Kerja (Pokja) 3 dan sejumlah anggota PKK lainnya terlihat semangat mengikuti kegiatan tersebut.
Dalam kesempatan itu, Bunda Niken sapaan akrab Ketua TP PKK Provinsi NTB berpesan untuk tetap bersemangat dalam belajar dan mencari pengalaman-pengalaman baru. Tak hanya itu, Tim Penggerak PKK di seluruh Kabupaten/Kota di NTB diminta untuk terus berperan aktif dalam menjaga kesehatan dan ketahanan pangan keluarga selama situasi Covid-19 berlangsung.
“Tugas kami di Tim Penggerak PKK Provinsi adalah menggerakkan dan memberdayakan Tim Penggerak PKK diseluruh Kota/Kabupaten di Nusa Tenggara Barat,” ucapnya.
Ia yakin, keahlian berkebun dan bertani dapat menjaga kelangsungan pangan disetiap keluarga sehingga tetap terpenuhi. Dengan sistem hidroponik, Ia berharap masyarakat mampu belajar untuk memenuhi kebutuhan seperti buah dan sayur dengan cara yang lebih mudah dan efisien.
“Untuk mendapatkan sesuatu itu butuh proses, keterampilan, kesabaran dan tangan-tangan dingin dari kita semua yang harus kita asa,” lanjut Bunda Niken.
Terkait hal tersebut, Tim Penggerak PKK Provinsi NTB telah memiliki sejumlah program yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. “Alhamdulillah Tim Penggerak PKK Provinsi dengan Pokja 3 sudah memiliki program yang Insya Allah akan dilaunching hari Rabu besok oleh pak Gubernur untuk memberikan bibit-bibit ke desa-desa dan juga ke Posyandu,” tutupnya.
H. Masbuhin yang ditunjuk menjadi narasumber merupakan seorang pegiat hidroponik yang sudah malang melintang di Nusa Tenggara Barat mengatakan bahwa semua tempat memiliki potensinya tersendiri untuk melakukan pertanian. Dengan sistem hidroponik, lahan kering pun dapat memiliki potensi yang besar untuk dijadikan lokasi bercocok tanam.
“Kalau ibu punya lahan terbengkalai, satu are atau rooftop itu bisa digunakan untuk bertani, sehingga nanti di NTB tidak ada alasan kekurangan gizi,” tuturnya.
Masbuhin menilai bercocok tanam dengan sistem hidroponik juga dinilai sangat prospektif dan menghasilkan sayur yang lebih segar dengan masa panen yang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional. Selain itu, biaya yang dikeluarkan juga tidak mahal dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat. (*)