Mataram – Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah memimpin rapat Koordinasi bersama Tim Gubernur Percepatan Pembangunan Daerah (TGP2D) dan Bappeda, Selasa (7/1/2020).
Rapat yang diselenggarakan untuk menjelaskan Konsep Balanced Scorecard (BSC) dalam impelementasinya pada aplikasi e-Kinerja Pemerintah Provinsi NTB.
Balanced Scorecard sendiri direncanakan sebagai instrumen, alat ukur serta metode untuk mengukur hasil kerja yang dilaksanakan Perangkat Daerah di Provinsi NTB.
Pada sambutannya, Gubernur berharap dengan metode Balanced Scorecard di aplikasi e-kinerja nantinya, kinerja Perangkat Daerah dapat lebih objektif saaat dievaluasi.
“Dengan BSC, mengukur kinerja akan lebih efektif dan efisien. BSC ini adalah salah satu alat yang baik untuk mengukur kinerja,” tegas Gubernur.
Pada kesempatan tersebut Gubernur juga menegaskan agar e-kinerja ini digunakan sebagai pembelajaran dalam berorganisasi, bukan hanya sekedar aplikasi saja.
“Jangan sampai salah kaprah, jangan sampai target kita agar sebagai pembelajaran malah tidak tercapai,” tegas Gubernur.
“BSC adalah alat untuk berkomunikasi antar struktur organisasi, sehingga cepat menemukan masalah. Untuk itulah kami hadirkan disini seorang pakar BSC, Dr. Lili hadir disini,” lanjut Gubernur sembari memperkenalkan narasumber.
“Beliau saat kuliah di Harvard bersama saya, juga memiliki nama yang sangat baik. Beliau bukan tamu, beliau adalah keluarga kita, tim kita,” tutup Gubernur.
Dr. Lily Sudhartio, selaku narasumber mengawali paparannya dengan menjelaskan visi BSC sebagai alat bantu Pemerintah yang memudahkan Pimpinan dalam mewujudkan cita-cita dan harapan yang ingin dicapai.
“BSC harusnya digunakan untuk formulasi strategi, dikaitkan dengan budget kita. BSC ini bukan alat yang harus kita agungkan. Justru filosofinya yang penting,” tegas Dr. Lili.
“Namun teori BSC saja tidak cukup, setiap program harus dibuat detil. Dengan BSC program-program besar Pemerintah Provinsi NTB akan tercapai,” tutupnya. (*)