GUBERNUR : NTB SIAP UNTUK FOOD ESTATE DI TAHUN 2020

Mataram – Demi menjaga ketahanan pangan Indonesia jangka panjang, pemerintah khususnya Kementerian Pertanian merencanakan program food estate di beberapa provinsi di Indonesia, salah satunya Nusa Tenggara Barat.

Food Estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan.

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M. Sc didampingi Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTB mengikuti rapat tentang Food Estate Provinsi NTB secara virtual dengan Sekretaris Jendral Kementan dan Eselon I lingkup Kementan, Sabtu, 3 Oktober 2020.

Dalam kesempatan itu, Bang zul menyampaikan ungkapan terimakasih atas kesempatan yang diberikan untuk menindaklanjuti hasil diskusi dengan menteri pertanian dan menegaskan bahwa NTB siap untuk food estate.

“Kami dari NTB menyediakan yang bisa dilakukan, tugas kami untuk kemudian mensukseskan program dari menteri dan keinginan teman di komisi empat, kami siap di NTB ini dengan dinas peternakan, dinas pertanian, kemudian ketahanan pangan, kehutanan dan lain – lain untuk mendukung supaya apa yang diinginkan oleh pak menteri tentang food estate ini bisa kita jelmakan segera tahun ini mulai di NTB,” pungkasnya.

Selanjutnya, kadis pertanian mempresentasikan secara garis besar gambaran program food estate, di provinsi NTB, yang berlokasi di Labangka.

“Jadi pada kawasan labangka integrated farming sistem ini pak sekjen, ada industri pengolahan hasil pemasaran, tentu pada saat labangka ini tercipta produksi tanaman pangan, holti, perkebunan dan perternakan tentu teintegrasi komposting dengan energi listrik untuk pemukiman,” ungkapnya.

lebih lanjut kadis pertanian menjelaskan rencana usulan integrated farming untuk subsektor ketahanan pangan ada 10.000 Ha untuk mina padi, jagung kemudian hortikultura 125 Ha untuk cabai, 20 Ha untuk bawang dan mengharap bantuan sarpras diantaranya solar dryer,mesin penggiling cabe, dan untuk sektor perkebunan jambu mente dan kelapa genjah.

Kemudian, dirjen tanaman pangan Dr. Ir.Suwandi,Msi menyampaikan bahwa terkait dengan food estate bahwa perlu tahapan yang terukur dimulai dari desain fisik, grand design, memperhatikan titik krusial yang kedua yaitu kelembagaan sebagai obyekter dan akan mensupport penuh food estate yang dibangun di NTB.

Sekretaris Jendral Kementerian Pertanian Dr. Ir. Momon Rusmono, menyampaikan grand design tetap jalan dan rencana kegiatan untuk tahun 2020 tetap jalan, dan dari segi kelembagaan dapat dikoordinasikan lebih lanjut membentuk lembaga dengan para petani atau koorporasi agar tujuan dapat tercapai.

“Pernyataan dari beberapa dirjen 2020 sudah siap masuk ke labangka, saya berharap paling lambat bulan oktober pak menteri sudah bisa melihat capaian dan secara bertahap kelembagaan dapat dibangun,sehingga hulu hilir kelembagaan bisa tercapai dan saya minta dirjen – dirjen untuk mengawal dan upayakan minggu kedua sudah mulai bergerak,” ujarnya. (Humas NTB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *