Mataram – Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) NTB melakukan penandatanganan kerjasama dengan PT. Shriram Seed Indonesia, Sabtu (30/11/2019). Kegiatan yang berlangsung di Hotel Santika Mataram ini dihadiri oleh Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, S.IP.
Acara yang juga dirangkaikan dengan launching benih jagung hibrida HKTI-1 turut pula dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Holtikultura Provinsi NTB, Kepala BPDAS Provinsi NTB, sejumlah Kepala Dinas Pertanian kabupaten/kota se-NTB serta para perwakilan petani.
Dalam sambutannya, Gubernur menilai pertumbuhan ekonomi di NTB sudah sangat baik. Namun, Ia melihat masih banyak pula masyarakat yang belum merasakan perubahan signifikan dalam perekonomiannya. Gubernur mengatakan agar jangan memaknai pembangunan dan pertumbuhan ekonomi hanya dari angka-angka dan pendapatan, tetapi hal yang terpenting yaitu peningkatan kapasitas masyarakat.
“Tapi harus dilihat sebagai upgrading human capacity. Pembangunan adalah sebuah proses besar, untuk mencerdaskan dan meningkatkan kapasitas masyarakat,” ucap Gubernur.
Untuk itu, Gubernur yang kerap disapa Bang Zul ini mengungkapkan program beasiswa luar negeri merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Bang Zul percaya bahwa anak-anak NTB mampu berkontribusi besar bagi pembangunan serta pertumbuhan ekonomi di NTB.
“Kenapa kita kirimkan ? Untuk merubah mindset-nya dan tidak boleh jadi penonton,” ungkap Bang Zul.
Ia juga kembali menekankan pentingnya industrialisasi. Menurutnya, industrialisasi merupakan hal utama dalam mencapai kemakmuran.
“Industrialisasi ini bukan konsep presiden, bukan konsep gubernur tapi dalam ilmu ekonomi begitu. Karena tidak mungkin orang akan kaya, sejahtera, dengan pertanian tradisional,” terangnya.
Terakhir, Bang Zul meminta agar HKTI NTB dapat mengetahui serta melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya. Produktifitas serta inovasi pun diharapkan dapat terus bermunculan.
“Harus kita ciptakan sendiri, baru akan menyerap tenaga kerja, kalau tenaga kerja sudah bekerja di sektor yang formal, jaminan pendidikan ada, jaminan kesehatan ada, standard of living-nya jadi lebih baik,” pungkas Bang Zul.
Senada dengan Gubernur, Ketua Umum DPN HKTI Jend. TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, S.IP. dalam kesempatan itu menyampaikan pentingnya peningkatan kapasitas nasional dan juga kapasitas daerah. Sehingga, dua hal ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas masyarakat. Ia menyebutkan permasalah pertanian yang umumnya terjadi di Indonesia, diantaranya persoalan tanah, teknologi, capital, manajemen dan pasca-panen.
“Ada 5 persoalan dalam pertanian ini, yang harus betul-betul kita pahami, agar kita nanti bisa mengurai satu demi satu,” ungkap Moeldoko.
Khusus untuk teknologi, Moeldoko meminta petani agar dapat menguasai teknologi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produktifitas petani itu sendiri.
“Kita tidak bisa lompat kalau kita tidak menggunakan teknologi. Petani kita selama ini bertani secara tradisional yang penting cukup untuk memenuhi kebutuhan,” sambungnya.
Moeldoko mengimbau semua pihak terkait untuk tetap bersinergi dan berkolaborasi. Baik dengan pemerintah maupun antar lembaga lainnya. Petani juga diminta untuk melakukan evaluasi sebagai dasar dalam melihat kelemahan serta kelebihan yang dimilikinya.
“Kalau semuanya berkolaborasi tidak ada yang sulit, karena pemerintah sejatinya sudah memberikan bantuan untuk itu,” lanjut Moeldoko.
Moeldoko berharap HKTI dapat menjadi jembatan antara pemerintah dengan petani. Pendekatan-pendekatan teknologi dan juga industrialisasi juga harus menjadi perhatian para petani.
“Mudah-mudahan ini sebuah karya nyata yang bisa kita lakukan bersama, saya ingin petani Indonesia kaya, saya tidak ingin petani Indonesia miskin,” tutup Moeldoko.
Sementara itu, Ketua DPP HKTI Provinsi NTB, H. Rumaksi, SJ.,SH. berharap penandatanganan kerjasama antara DPP HKTI NTB dengan PT. Shriram Seed Indonesia dapat dirasakan manfaatnya oleh para petani.
“Mudah-mudahan program ini tentunya kami ingin sekali mendapat dukungan,” tutur Rumaksi.
Rumaksi turut menyinggung peredaran dan transaksi penjualan bibit dan benih palsu yang terjadi belakangan ini. Petani diminta untuk hati-hati dan pintar dalam mengatasi hal ini. Terakhir, Ia juga mengharapkan kebijakan pemerintah agar terus mendukung para petani yang ada.
“Saya yakin betul, sepanjang ada kebijakan pemerintah tepat sasaran dan para petani Insya Allah sejahtera,” harap Rumaksi.