Mataram – Bus ramah disabilitas yang telah diluncurkan oleh Pemprov NTB di awal Oktober 2020 lalu mendapatkan banyak apresiasi dari sejumlah kalangan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Di dalam negeri, Kementerian Perhubungan mengaku sangat gembira dengan hadirnya bus yang khusus melayani penyandang disabilitas, lanjut usia, ibu hamil dan anak-anak tersebut.
Selain Kemenhub, bus ramah disabilitas mendapatkan apresiasi langsung dari Kedutaan Besar Australia yang disampaikan langsung oleh First Secretary Infrastructure Department of Foreign Affairs and Trade Australian Embassy Jakarta Esther Ewagata. Hadirnya transportasi publik yang melayani penyandang disabilitas dinilai sebagai kebijakan yang sangat baik, karena keberadaan penyandang disabilitas makin dihormati.
Ia mengatakan, pelayanan disabilitas dan kesetaraan gender merupakan prioritas lintas sektor dalam kemitraan infrastruktur antara Indonesia dan Australia. Kedua belah pihak bekerjasama untuk memastikan semua orang termasuk penyandang disabilitas memiliki akses dan manfaat dari pengembangan infrastruktur.
“Kedutaan Besar Australia senang melihat Provinsi NTB mengawali inovasi penting untuk meningkatkan akses bagi penyandang disabilitas. Kami berharap kepemimpinan dan komitmen Gubernur dan Dinas Perhubungan NTB dapat menjadi contoh dan mendorong provinsi lain di Indonesia untuk mengikutinya,” kata Esther Ewagata, Kamis 19 November 2020.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB Drs. Lalu Bayu Windia, M.Si mengatakan, bus ramah disabilitas ini paling sedikit untuk pulau Lombok sebanyak dua unit dan di Pulau Sumbawa minimal akan disediakan sebanyak tiga unit. Untuk bus ramah disabilitas yang ada di Kota Mataram sudah beroperasi melayani penyandang disabilitas, sementara untuk kabupaten/kota lainnya akan terus dikembangkan di tahun 2021 mendatang.
“Kita sudah mengadakan rapat di kabupaten/kota se Pulau Sumbawa, mereka beranggapan akan disumbang bus, sebenarnya tidak. Kita bilang kita tidak bagi-bagi bus, namun memastikan ada rute yang berjadwal pasti ke titik-titik dimana para penyandang disabilitas bisa dijemput atau bisa menunggu,” kata Lalu Bayu Windia.
Ia mengatakan, untuk operasional bus ini, pihak penyandang disabilitas yang memutuskan atau menentukan rute yang diinginkan. Penentuan rute juga akan disesuaikan dengan ukuran bus tersebut agar bisa lebih fleksibel melewati jalanan. Intinya pelayanan kepada penyandang disabilitas menjadi perhatian pemerintah dan biayanya ditanggung oleh APBD.
Menurut Bayu, peluncuran bus ramah disabilitas NTB Gemilang ini pada awal Oktober lalu sangat monumental karena NTB merupakan provinsi nomor dua di Indonesia, setelah Jawa Barat yang memiliki bus ramah disabilitas.
Secara teknis, satu unit bus mampu mengangkut 30 penumpang disabilitas, dengan rincian 10 kursi roda dan 20 nonkursi roda. Bus ramah disabilitas ini sangat memudahkan penyandang disabilitas untuk naik atau turun ke dalam bus. Penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda tinggal memposisikan diri di depan pintu bus karena ada lift khusus untuk membawa naik penumpang, tentunya dibantu juga oleh petugas. Di dalam bus tersebut terdapat sabuk kursi roda dan tiang pegangan yang jumlahnya cukup banyak agar penumpang bisa berkendara dengan nyaman.(Humas NTB)